Pernahkah merasakan dimana harus memilih? Sakit? Pernahkah kalian memiliki rasa sayang berlebih terhadap SAHABAT. Sahabat, iya sahabat lawan jenis? Ya aku memilikinya.
Sudah hampir 5 tahun kami bersahabat dengan baik, bahkan lebih dari kata baik. Sejak SMP sampai detik ini kami suadah beranjak dewasa bersama walaupun dipisahkan oleh jarak yang jauh, tapi persahabatan kami berjalan baik bahkan dengan baik.
Apapun aku ceritakan, apapun kami rasakan bersama. Ia patah hati dengan perempuan, akupun merasakan patah hatinya. Aku patah hati dengan laki-laki, ia pun sebaliknya akan merasakan patah hati. Berkali-kali kami saling berganti pasangan tidak pernah ada kata pisah.
Sampai akhirnya, hubungan kami dengan pasangan kami yang harus berakhir dibanding harus persahabatan kami yang harus berakhir.
Kami selalu menghabiskan waktu libur kami dengan Video Call berjam-jam menceritakan satu minggu ini apa yang kita rasakan. Hanya sebatas itu saja, aku bahagia.
Aku tahu ini sudah menjadi resiko, aku harus memilih pacarku atau sahabatku. Apa kali ini harus berakhir seperti ini? Ini sangat menyakitkan.
Aku dan sahabatku selalu mengucapkan kata kata tidak akan meninggalkan satu sama lain, jangankan ingin meninggalkan, sekalipun melepaskan tidak akan terjadi.
"Jangan pergi ya."
Sudah hampir 5 tahun kami bersahabat dengan baik, bahkan lebih dari kata baik. Sejak SMP sampai detik ini kami suadah beranjak dewasa bersama walaupun dipisahkan oleh jarak yang jauh, tapi persahabatan kami berjalan baik bahkan dengan baik.
Apapun aku ceritakan, apapun kami rasakan bersama. Ia patah hati dengan perempuan, akupun merasakan patah hatinya. Aku patah hati dengan laki-laki, ia pun sebaliknya akan merasakan patah hati. Berkali-kali kami saling berganti pasangan tidak pernah ada kata pisah.
Sampai akhirnya, hubungan kami dengan pasangan kami yang harus berakhir dibanding harus persahabatan kami yang harus berakhir.
Kami selalu menghabiskan waktu libur kami dengan Video Call berjam-jam menceritakan satu minggu ini apa yang kita rasakan. Hanya sebatas itu saja, aku bahagia.
Aku tahu ini sudah menjadi resiko, aku harus memilih pacarku atau sahabatku. Apa kali ini harus berakhir seperti ini? Ini sangat menyakitkan.
Aku dan sahabatku selalu mengucapkan kata kata tidak akan meninggalkan satu sama lain, jangankan ingin meninggalkan, sekalipun melepaskan tidak akan terjadi.
"Jangan pergi ya."
"Tetap bersamaku."
"Aku akan selalu bersamamu."
"Gimana sih cara meluk online."
Atau akan mendengarkan kata-kata seperti ini. Jika kami sedang berpacaran dengan pacar masing-masing.
"Jangan berubah ya, Gua gabakal lepasin lu."
"Gua ada disini, kalo lu mau cerita."
SESEDERHANA ITU PERSAHABATAN KAMI. Dan kami sudah bersahabat lebih dari 5 tahun, dan jujur hanya dia teman ceritaku satu-satunya tidak ada yang lain. Dan yang ia rasakan kepadaku sama. Tidak ada pilihan lain, karena kami lebih memilih untuk bersama. Apapun yang terjadi didepan.
Aku mempunyai pasangan yang sangat kusayangi, sangat. Membantu disaat kubutuh, memberikan disaat ku tidak hanya meminta. Jarang ada waktu untuk kami berdua, karena kerja dan kuliahku, dan kerjaannya yang sibuk bahkan sabtu pun masih kerja. Kami hanya menghabiskan waktu di tempat kerja. Saling menatap dan bekerja di kerjaannya masing-masing. Atau, makan dipinggir kali bersamanya, dan aku bahagia.
Disisi lain, pasangan ku. Aku tau kamu laki-laki yang kuat. Kamu menerima persahabatan kami, aku tau kamu lelaki kuat, kuat melihat wanitanya lebih dekat dengan laki-laki lain dibanding kamu. Aku tidak mau seegois itu. Bahkan kamu, lebih kuat dari yang kubayangkan. Aku tau kamu memiliki batas kekuatan. Sampai terjadilah perdebatan yang tidak sama sekali kuinginkan.
"Enak ya. Punya sahabat cowo, dipikir aku gapanas ya. Tapi aku tahan aja ah."
"Oh jadi cemburu? Jadi aku gaboleh sahabatan lagi nih sama dia?."
"Aku mah percaya aja sama kamu."
Disisi lain terjadi perdebatan antara aku dan sahabatku.
"Kenapa sih sekarang jadi gini?."
"Aku hanya kesepian."
"Emang gua gaberguna lagi buat lu?."
"Gua ga seegois itu, lu udah ada yang punya."
Setelah itu lanjutan hanya satu dihati, yaitu LUKA.
Aku tidak pernah meminta kamu pergi, aku tidak pernah mau itu terjadi. Aku harus berdiri ditengah banyaknya masalah tanpamu, wahai sahabatku, sekarang kamu mungkin sudah memutuskan untuk menjauh. Nyatanya, disini ada yang terluka.
Aku tahu, aku egois aku menyayangi dua lelaki yang berbeda tetapi percayalah, mereka berbeda. Aku memiliki rasa sayang yang berbeda.
Aku mempunyai rahasia terhadap kalian, tapi percayalah aku menutupinya.
Maaf jika kalian membaca, ini adalah ungkapan bukan sebuah pilihan ~
Comments
Post a Comment