Teruntuk kamu, pemenang dalam ha(t)i ini.

Tidak pernah terfikirkan akan menjatuhkan hati kepadanya.

Iya, kepadanya. Yang saat ini sedang bersamaku. 

Dari banyak laki-laki yang mendekat, ribuan laki-laki yang menginginkan aku, aku memilihnya.

Awalnya, hatiku bukan jatuh padanya, melainkan (s)osok laki-laki yang dingin, dan aku sangat jatuh kepadanya. Bahkan awalnya, aku menceritakan sosok laki-laki ini yang awalnya aku jatuhkan hatinya kepada dia, yang sekarang bersamaku. 

Pada waktu itu, dia memiliki kekasih. (T)idak ada sama sekali rasa yang tumbuh, yang ku fikirkan hanya "Yaelah, dia udah punya pacar." Jadi, tidak ada fikiran sama sekali untuk menjatuhkan hatiku kepadanya.

Berawal dari senyuman tipis di bibirnya yang terus terngiang-ngiang dalam fikiran. Lalu turun kehati karena pemikirannya yang dewasa tentang hidup. 

Aku pernah berbicara kepada diri sendiri. Oh, yang aku butuhkan hanya laki-laki yang bisa menerimaku, menerima keluargaku yang sangat kurang ini, lalu 3 kriteria khusus (Pernah susah, Pernah bandel, Punya pemikriran yang selalu kedepan). Hanya itu saja yang aku inginkan, tapi ternyata aku menceritakan hal tersebut, kepada orang yang sedang bersamaku saat ini. 

Aku sangat bersyukur bisa bertemu dengannya, walaupun dengan perkenalan yang aneh. Ditempat kerja, dan pertama kali melihatnya aku sangat membencinya. Wajahnya yang sangat songong dan tidak ada sama sekali rasa ingin berteman dengannya. Tatapannya yang tajam, tidak ada senyum sama sekali. Itu awalnya, tetapi karena itu. Aku jadi bisa mengenalnya lebih dalam sampai detik ini.

Karenanya aku mengerti pulang. Pulang kerumah, dengan penuh kenyamanan. Dia, adalah tempat aku pulang. Maksudnya adalah, tempat aku bercerita ketika sudah lelah, tempat aku menangis ketika sudah sangat lelah, tempat aku berbagi apapun yang sedang kurasakan. Dia, adalah tempat terbaik dihati ini.

Tak perduli, seberapa buruk masa lalu tentangmu. Karena yang aku tahu, kamu disini bersamaku. Menghapus semua yang sudah terjadi, lalu membuka halaman baru bersama denganku. Karena, aku percaya. Bahwa kamu, memang laki-laki baik yang sudah tuhan pilih. Walaupun nantinya kamu akan mengecewakan, tidak apa-apa, karena itu bagian dari resiko menyayangi seseorang.

Disaat semua laki-laki yang mendekat, hanya menginkan waktuku, tetapi kamu memilih untuk sabar dan menunggu. Bahkan bertanya disela kesibukan ku. "Lagi sibuk?." Pertanyaan kecil memang, tapi itu adalah bentuk kamu menghargaiku. Terima kasih atas itu ~

Disaat semua laki-laki memuji fisik ku, memuji karena aku cantik ataupun manis. Tapi kamu lebih memilih memuji ku dengan cara lain, misalnya ketangguhan seorang wanita. Terimakasih atas itu ~

Terimakasih telah memberikan rasa nyaman yang orang lain tidak bisa berikan itu kepadaku. Awalnya aku memang ragu. "Ini perasaan atau hanya sekedar rasa teman?." Sampai akhirnya aku sadar, aku sangat khawatir jika kamu terjadi sesuatu, aku sangat cemburu melihatmu dengan wanita lainnya. Oh ternyata ini bukan rasa teman, tetapi memang rasa yang lebih dari teman.

Pergi meninggalkan tempat kerja yang lama, itu sangat berat. Ketika sudah banyak kenangan yang ku bangun di dalam sana, tetapi harus kutinggalkan. Apalagi, meninggalkanmu. Baru saja, aku menjatuhkan hati, tetapi aku harus meninggalkan. Tapi tidak apa, karena jarak bukan masalah ketika soal hati sudah menang.

Awalnya memang sulit meyakinkan kamu, karena aku dimata laki-laki lain sudah buruk. Dengan siapapun, aku terlihat dekat, mungkin kamu ragu awalnya. Tetapi, ini soal hati, seberapa banyak yang mendekat kepadaku, jika kamu yang bisa membuat nyaman, maka kamu pemenangnya. 

Setiap kali kamu cerita, setiap kali kamu membagikan pengalaman hidup, setiap kali kamu merespon semua cerita tentangku. Aku semakin jatuh terhadapmu, bagaimana tidak. Setiap kali kamu menyarankan hal baik ataupun pengalaman hidup, aku selalu belajar. Aku adalah wanita yang sedikit-sedikit menangis ataupun emosi. Tetapi, kamu datang memilih untuk mengajarkan ku arti ketenangan.

Laki-laki mandiri, laki-laki hebat, laki-laki sabar, laki-laki baik, laki-laki kuat, aku bersyukur bisa bersama denganmu. 

Kamu memang punya kekurangan, tetapi kamu punya kelebihan yang bisa melengkapi kurangku yang sangat banyak ini. -Tasya.

Mungkin, aku tidak sesempurna perempuan lain, tidak sesempurna perempuan yang pernah hidup bersama denganmu. Aku tidak sesempurna itu, tetapi aku punya ketulusan dan hati. Jika itu sudah kuberikan, tidak ada lagi yang bisa aku berikan. 

Maaf, aku masih banyak kurangnya. Maafkan aku, bukan perempuan sempurna, tetapi aku akan terus berusaha menjadi yang terbaik. Maaf jika waktu ini terus berkurang untukmu, maaf jika aku terlihat tidak peduli.

Percayalah, aku tetap menyanyangimu. Terimakasih, T.




Comments